Promoting All About Safety, Health and Environmental
Dampak Kebisingan dan Penyakit Akibat Kerja: Menjaga Kesehatan di Lingkungan Kerja
Kebisingan di tempat kerja adalah masalah serius yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja secara signifikan. Dalam banyak industri, suara bising berasal dari mesin, alat berat, atau bahkan dari aktivitas rekan kerja. Kebisingan yang berlebihan tidak hanya mengganggu konsentrasi tetapi juga meningkatkan risiko berbagai penyakit akibat kerja. Menurut studi, paparan jangka panjang terhadap kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan masalah kesehatan lainnya.
ENVIRONMENTAL
Septian Indra
7/19/20252 min baca


Bahaya Kebisingan di Tempat Kerja & Risiko Penyakit yang Ditimbulkannya
🔊 1. Bagaimana Kebisingan Mempengaruhi Kesehatan?
Gangguan pendengaran permanen (Noise‑Induced Hearing Loss) terjadi akibat paparan suara ≥ 85 dB selama ≥8 jam per hari. Kerusakan sel rambut koklea bersifat tidak dapat diperbaiki.
Penyakit kardiovaskular: peningkatan risiko hipertensi dan penyakit jantung akibat paparan suara industri tinggi setiap tahun.
Stres, kecemasan, gangguan tidur & penurunan fokus adalah dampak psikologis umum dari kebisingan yang berkepanjangan.
📊 2. Data & Temuan di Indonesia
Studi meta‑analisis di Indonesia menunjukkan pekerja yang paparan kebisingan melebihi ambang batas 85 dB memiliki risiko 2,6 kali lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran dibanding yang berada di bawah ambang batas .
Penelitian di pabrik kayu PT. Muroco Jember menemukan kebisingan mencapai 98 dB(A) dengan 91,7 % pekerja tidak menggunakan APD. Akhirnya terjadi peningkatan signifikan tekanan darah sistolik, diastolik, dan denyut nadi pasca kerja.
🛡️ 3. Gejala Umum dan Dampak Konsentrasi Kerja
Tinnitus, nyeri telinga, dan kesulitan mengomunikasi tanpa berteriak adalah tanda awal masalah pendengaran.
Potensi kecelakaan kerja meningkat karena pekerja tidak dapat mendengar alarm, instruksi verbal, atau sinyal bahaya di lokasi kerja.
🧩 4. Strategi Pencegahan & Pengendalian Kebisingan
a. Kontrol Teknik & Administratif
Kurangi sumber kebisingan melalui peredam mesin, isolasi suara, atau penggantian alat yang lebih tenang.
Sesuaikan jadwal kerja dan rotasi tenaga agar paparan tidak melampaui ambang batas.
Benchmark kebisingan secara periodik dan audit lingkungan kerja.
b. Program Konservasi Pendengaran
Bangun program Hearing Loss Prevention Program (HLPP) – ikuti panduan NIOSH/OSHA dengan limit 85 dB TWA dan rekaman audiometri tahunan.
Terapkan fit test untuk memastikan earplug cocok dan efektif mengurangi paparan suara.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
Gunakan earplug atau earmuff bersertifikat sesuai pengujian fit test individu.
Edukasi pekerja tentang pemakaian, perawatan, dan kenyamanan penggunaan HPD.
🎯 5. Manfaat Proaktif bagi Perusahaan & Pekerja
Manfaat Strategis Efek Negatif Jika Diabaikan Karyawan lebih sehat & produktif Tingginya gangguan pendengaran permanen Penurunan klaim asuransi dan biaya cedera kerja Biaya kompensasi meningkat signifikan Reputasi perusahaan sebagai tempat kerja aman Risiko hukum dan kepatuhan regulasi minimal
📌 6. Kesimpulan
Kebisingan adalah risiko kesehatan serius yang tidak boleh diabaikan. Dengan paparan di atas ambang 85 dB tanpa perlindungan, dampaknya bisa permanen. Implementasi pengendalian kebisingan, APD tepat, dan program konservasi pendengaran adalah investasi utama dalam kesehatan pekerja dan keberlanjutan operasional.
Worksafe Indonesia siap membantu perusahaan Anda dalam:
Survei kebisingan & penilaian risiko kebisingan
Penyusunan program konservasi pendengaran
Pelatihan penggunaan HPD dan fit-test individual
Monitoring kesehatan dan evaluasi compliance lapangan
Worksafe Indonesia – Keep Safe, Be Safe !!
Partner Anda dalam lingkungan kerja sehat & produktif.
📧 septianindra@worksafeindonesia.com | 🌐 www.worksafeindonesia.com | 📱 +62 812‑1415‑0063
