Panduan Lengkap Hand Signal Standar OSHA/ANSI untuk Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja di area proyek konstruksi atau industri sangat bergantung pada komunikasi yang jelas antara operator alat berat dan pekerja lapangan. Salah satu bentuk komunikasi yang paling vital adalah penggunaan hand signal (sinyal tangan). Hand signal yang tepat dapat mencegah kecelakaan, mengurangi risiko kerusakan alat, dan memastikan efisiensi pekerjaan.

SAFETY

Septian Indra

7/7/20252 min baca

📘 Panduan Lengkap Hand Signal Standar OSHA/ANSI untuk Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja di area proyek konstruksi atau industri sangat bergantung pada komunikasi yang jelas antara operator alat berat dan pekerja lapangan. Salah satu bentuk komunikasi yang paling vital adalah penggunaan hand signal (sinyal tangan). Hand signal yang tepat dapat mencegah kecelakaan, mengurangi risiko kerusakan alat, dan memastikan efisiensi pekerjaan.

🧾 Apa Itu Hand Signal?

Hand signal adalah isyarat gerakan tangan yang digunakan oleh seorang signal person (petugas pemberi isyarat) untuk mengarahkan operator alat berat seperti crane, excavator, forklift, dan lainnya. Hand signal digunakan saat komunikasi verbal tidak memungkinkan karena kebisingan atau jarak pandang terbatas.

⚖️ Standar OSHA dan ANSI

Penggunaan hand signal diatur dalam:

  • OSHA 29 CFR 1926.1419 – 1926.1422

  • ANSI/ASME B30.5 – Mobile and Locomotive Cranes

Aturan ini menyatakan bahwa hanya signal person bersertifikasi yang boleh memberikan sinyal kepada operator alat berat.

✅ Jenis-Jenis Hand Signal Standar OSHA/ANSI

Berikut ini beberapa jenis sinyal tangan yang wajib dikuasai oleh pekerja dan operator:

1. HOIST (Angkat Beban)

  • Isyarat: Lengan lurus ke atas, telapak tangan menghadap ke atas, lakukan gerakan memutar dengan tangan.

  • Fungsi: Memberi perintah untuk mengangkat beban secara vertikal.

2. LOWER (Turunkan Beban)

  • Isyarat: Lengan lurus ke bawah, telapak tangan menghadap ke bawah, tangan memutar.

  • Fungsi: Perintah untuk menurunkan beban secara perlahan.

3. STOP (Berhenti)

  • Isyarat: Satu tangan diangkat ke atas dengan telapak tangan menghadap operator.

  • Fungsi: Hentikan semua gerakan alat.

4. EMERGENCY STOP (Berhenti Darurat)

  • Isyarat: Kedua tangan diangkat tinggi, telapak tangan menghadap ke depan.

  • Fungsi: Hentikan segera semua aktivitas karena keadaan darurat.

5. MOVE SLOWLY (Gerak Pelan)

  • Isyarat: Sinyal biasa ditambahkan tangan lain diletakkan di siku sebagai tanda perlambatan.

  • Fungsi: Instruksi untuk melakukan gerakan secara perlahan dan hati-hati.

6. BOOM UP / DOWN (Naik/Turunkan Boom)

  • Boom Naik: Lengan menunjuk ke atas, tangan membuka-menutup.

  • Boom Turun: Lengan menunjuk ke bawah, tangan membuka-menutup.

  • Fungsi: Mengatur arah boom pada crane atau alat berat lain.

7. SWING (Putar Boom)

  • Isyarat: Lengan lurus ke samping, gerakkan tangan ke arah kiri atau kanan.

  • Fungsi: Mengarahkan operator untuk memutar boom ke arah tertentu.

8. TRAVEL (Maju/Mundur)

  • Isyarat: Gerakan memutar dengan tangan mengarah ke depan atau belakang.

  • Fungsi: Menunjukkan arah alat berat bergerak.

📌 Peran Signal Person dalam Proyek

Signal person harus:

  • Berada dalam jarak pandang jelas dengan operator.

  • Memahami dan menerapkan standar ANSI/OSHA.

  • Bertanggung jawab atas keamanan pergerakan alat berat.

  • Tidak memberi sinyal jika kondisi tidak aman.

🎯 Kesimpulan

Penggunaan hand signal yang sesuai standar OSHA dan ANSI sangat penting untuk menjaga keselamatan kerja di proyek. Pelatihan rutin dan pemahaman visual terhadap sinyal-sinyal ini harus menjadi bagian dari budaya kerja perusahaan.

🔔 Ingat! Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Komunikasi visual yang benar menyelamatkan nyawa.

Jika Anda ingin mengunduh versi PDF, atau memesan poster hand signal khusus untuk proyek Anda, silakan hubungi kami di:
🌐 www.worksafeindonesia.com
📧 septianindra@worksafeindonesia.com