Perbedaan Tambang Open Pit dan Tambang Bawah Tanah

Perbedaan Tambang Open Pit dan Tambang Bawah Tanah Worksafe Indonesia : Memahami Perbedaan Tambang Open Pit dan Tambang Bawah Tanah: Struktur, Risiko, dan Tantangan K3 “Pertambangan bukan hanya soal mengambil sumber daya – tapi juga memahami metode dan mengelola risikonya.”

SAFETY

Pulung Fajar

6/20/20252 min baca

Perbedaan Tambang Open Pit dan Tambang Bawah Tanah

Worksafe Indonesia :

Memahami Perbedaan Tambang Open Pit dan Tambang Bawah Tanah: Struktur, Risiko, dan Tantangan K3

“Pertambangan bukan hanya soal mengambil sumber daya – tapi juga memahami metode dan mengelola risikonya.”

Dalam industri pertambangan, terdapat dua metode utama dalam ekstraksi mineral: tambang terbuka (open pit) dan tambang bawah tanah (underground). Masing-masing metode memiliki keunggulan, tantangan teknis, serta risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berbeda.

Artikel ini memberikan perbandingan ringkas antara tambang terbuka dan bawah tanah, dengan fokus pada aspek operasional dan keselamatan.

🔍 1. Definisi Singkat

  • Tambang Terbuka (Open Pit)
    Metode ini dilakukan dengan mengupas lapisan tanah permukaan untuk membentuk lubang besar atau pit guna mengakses mineral. Cocok untuk endapan yang dangkal dan luas.

  • Tambang Bawah Tanah (Underground)
    Metode ini mengekstraksi endapan mineral yang berada jauh di bawah permukaan tanah dengan membuat terowongan atau shaft.

📊 2. Perbandingan Teknis

Aspek Tambang Terbuka Tambang Bawah Tanah Kedalaman Ekonomis Hingga ±500 meter Lebih dari 1.000 meter Akses Jalan hauling, ramp Shaft, decline, dan lorong bawah tanah Biaya Awal Lebih rendah Lebih tinggi (infrastruktur kompleks) Kontrol Geoteknik Relatif lebih mudah Lebih kompleks dan berisiko tinggi Dampak Lingkungan Besar (perubahan lanskap) Lebih kecil di permukaan Produksi Harian Volume besar Volume lebih terbatas

⚠️ 3. Risiko dan Bahaya K3

💥 Tambang Terbuka:

  • Longsoran lereng atau slope failure

  • Kecelakaan kendaraan hauling

  • Paparan debu dan sinar matahari

  • Tumbukan antar alat berat

🔦 Tambang Bawah Tanah:

  • Runtuhnya atap atau dinding terowongan

  • Ventilasi buruk → gas beracun (CO, CH₄)

  • Ledakan gas

  • Kesulitan evakuasi darurat

  • Pencahayaan rendah & disorientasi ruang

✅ 4. Pengelolaan K3 yang Efektif

Tambang Terbuka:

  • Desain lereng aman & monitoring kontinyu

  • Pelatihan operator & program mengemudi defensif

  • Pengendalian debu dan cuaca ekstrem

Tambang Bawah Tanah:

  • Ventilasi aktif & pemantauan gas otomatis

  • Sistem komunikasi bawah tanah

  • Prosedur evakuasi dan simulasi kebakaran

  • Penguatan struktur (rock bolt & shotcrete)

🛠️ 5. Teknologi Pendukung

  • Radar stabilitas lereng (open pit)

  • Ventilasi sesuai kebutuhan (underground)

  • Sistem pelacakan pekerja secara real-time

  • Drone inspeksi dan alat robotik

💬 Kesimpulan

Baik tambang terbuka maupun tambang bawah tanah memiliki tantangan unik, dan membutuhkan pendekatan keselamatan yang disesuaikan dengan kondisi geologi dan teknis.

Sebagai mitra keselamatan Anda, Worksafe Indonesia siap mendukung implementasi K3 di semua jenis tambang, mulai dari pelatihan operator hingga sistem pemantauan keselamatan.

Worksafe Indonesia – Keep Safe, Be Safe !!
Solusi Anda untuk pelatihan, rambu keselamatan, inspeksi , dan membangun budaya K3 yang kuat.

📧 septianindra@worksafeindonesia.com
🌐 www.worksafeindonesia.com
📱 +62 812-1514-0063